Perjuangan kehidupan memang tidak mudah.
Menjadi soal kini, bagaimana kita bias mengelola kehidupan ini dengan
sebaik-baiknya dengan sepantasnya sesuai norma-norma dan etika social yang
berlaku, serta tidak bertentangan dengan hati nurani kita, yang kita percaya,
semua manusia pasti memiliki hati nurani positif untuk bias hidup berdampingan
bersama dengan baik.
Negara Indonesia juga demikian. Ingin
menjadi negara yang maju berkembang baik serta berusaha memberikan
kesejahteraan bagi masyarakatnya. Namun tragedy tak dapat dihindarkan. Pemboman
Bali 12 Oktober lalu jelas berdampak negatif, trauma, terhadap citra Indonesia
di mata dunia, terutama Jepang yang selama ini melihat pulau Bali
sungguh-sungguh sebagai pulau Dewata yang sangat aman. Kini kepercayaan itu
pupus begitu saja dengan ulah sekelompok teroris yang sangat kejam dan tentu
masyarakat di Jepang serta dunia sangat mengharapkan hal itu bias diusut tuntas
dan cepat sehingga bias kembali memulihkan kepercayaan dunia kepada Indonesia.
Kehidupan memang tak boleh berhenti di
situ. Korban pemboman khususnya dari rakyat Indonesia harus kita Bantu. Itulah
yang mendasari pemikiran munculnya ide pengumpulan dana kemanusiaan korban
Ledakan Bali ini. Banyak pihak sangat mendukung dan bekerjasama dengan sangat
baik dalam pelaksanaan pengumpulan dana kemanusiaan ini. Lihat daftar di bawah.
Namun di Jepang sendiri kita melihat tidak
sedikit kesulitan yang dihadapi menghadapi upaya kemanusiaan ini. Media massa
besar khususnya yang besar, sama sekali tak bisa membantu berpartisipasi
mengumumkan hal ini kepada warga Jepang.
Bisa dimengerti, seandainya hal ini dimuat,
banyak bencana di dunia, akan meminta bantuan pula kepada media massa tersebut
dan harus pula mau memuatkan karena hal ini sesuai azas keadilan, tak boleh ada
diskriminasi. Belum lagi dampak lain yang harus mereka tanggung akibat pemuatan
berita kemanusiaan tersebut.
Kerjasama paling besar ikut mendukung upaya
ini terutama dari Garuda Indonesia, Hotel Bali Dynasty Kuta dan portal berita
SuratkabarCom (http://suratkabar.com)
dengan penyediaan satu domain khusus untuk kegiatan ini yaitu http://BaliScholar.Com
Semua data, keterangan, gambar dan
segalanya, bisa kita baca semua lewat situs LoveBali.Com tersebut. Termasuk
pula nantinya laporan keuangan pengelolaan dana ini.
Pada akhir pengumpulan dana kemanusiaan
ini, ternyata semakin kencang arus dukungan proyek ini sehingga bisa kita lihat
sampai dengan 23 Desember 2002 tengah malam, telah terkumpul dana kemanusiaan
sebesar 651,000 yen (enamratus lima puluh satu ribu yen) plus US$170 (seratus
tujuh puluh dolar AS).
Setelah melalui tahap konsultasi dengan
beberapa pihak, kami memutuskan pemberian dana kemanusiaan ini berupa semacam
beasiswa (scholarship) atau mungkin bisa di-Indonesia-kan dengan nama Bantuan
Bulanan Kemanusiaan (BBK) selama satu tahun kepada korban dan terutama kalangan
anak-anak dari keluarga korban.
Dari daftar korban khususnya warga
Indonesia, pemilihan penerima BBK ini kami lakukan antara lain dengan telepon,
kunjungan ke rumah korban serta wawancara langsung dengan beberapa korban.
Pemilihan dilakukan acak karena keterbatasan beberapa hal di pihak kami.
Untuk pemberian nilai BBK akan kami berikan
sebesar Rp.100.000,- per bulan per orang, sehingga selama setahun nantinya
masing-masing akan mendapatkan BBK berjumlah Rp.1,2 juta.
Untuk tahap pertama saat penyerahan 26
Desember 2002 ini, kami akan menyampaikan sekaligus sebanyak 5 bulan BBK
(Desember 2002 sampai dengan April 2003) berjumlah Rp.500.000,- per orang.
Sedangkan pemberian bulanan kekurangannya akan dilakukan setiap tanggal 30
(paling lambat) mulai bulan Mei 2003 sampai dengan November 2003 masing-masing
orang sebesar Rp.100.000,-.
Jumlah ini memang tidak banyak, tetapi kami
berharap dengan bantuan ini bisa ikut meringankan beban finansial khususnya
kepada para korban dan keluarga korban tragedi Bali 12 Oktober lalu.
Dengan pemberian dana kemanusiaan ini,
memang dana yang terkumpul masih berlebih sehingga kami juga mengundang para
korban lainnya, khususnya para korban yang memiliki putra-putri yang masih
bersekolah, apabila bersedia untuk kami Bantu, setelah melalui penelitian dan
pertimbangan berbagai hal pula dari kami, InsyaAllah, kami bisa ikut pula
membantu mereka nantinya dengan BBK ini.
Selanjutnya, sebagai prioritas kedua,
adalah anak-anak di Bali (sudah menetap di Bali setidaknya 5 tahun terus
menerus), yang memiliki kesulitan untuk melanjutkan sekolah (mulai Sekolah
Dasar sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), juga berhak mendapatkan
BBK ini. Tentu juga setelah melalui penelitian dan pertimbangan berbagai hal
pula dari kami.
Penelitian dan pertimbangan itu antara lain
setelah kami melihat bukti-bukti yang cukup dari calon penerima bahwa mereka
pantas untuk menerima BBK.
Misalnya untuk para calon biasa, bukan
korban Tragedi Bali, memiliki surat keterangan resmi dari RT/RW setempat dan
juga dari Sekolahnya bahwa yang bersangkutan memang pantas mendapat bantuan
finansial dan masih bersekolah di tempat tersebut, serta keterangan tinggal di
Bali terus-menerus selama 5 tahun terakhir.
BBK ini akan kami lakukan selamanya untuk
masyarakat Indonesia yang tinggal di Bali, sepanjang dana yang ada pada kami
masih tersedia. Jumlah BBK pun ada kemungkinan diperbesar sesuai situasi dan
kondisi yang ada nantinya.
Permohonan BBK ini bisa diajukan ke:
Bantuan Bulanan Kemanusiaan, PO BOX 4727,
Jakarta 10001 dengan menyertakan berbagai surat resmi dan asli untuk kami
pertimbangkan lebih lanjut.
Tak ada gading yang tak retak. Semua usaha
kami lakukan untuk membantu Saudara-saudara kita yang masih membutuhkan
bantuan, khususnya anak-anak, generasi penerus bangsa Indonesia. Namun mungkin
kekurangan juga ada pada kami dan koreksi serta berbagai masukan sangatlah
diharapkan untuk pengembangan mutu BBK ini lebih lanjut di kemudian hari.
Terima kasih.
Ucapan terima kasih antara lain kepada:
Kiranya Tuhan
berkati selalu semua pihak yang ikut membantu dalam proyek kemanusiaan ini.
Denpasar, 26 Desember 2002