suratkabar.com 
 
 
Domain For Sale

suratkabar.com 
Love Indonesia Philately
A Gift For You.....

Hobi Filateli di Hati Semua Orang  
21/06/2002 (00:00)


Hobi Filateli di Hati Semua Orang

richard susilo
Hobi mengumpulkan perangko, biasa kita sebut Filateli, sebenarnya ada di setiap hati manusia. Masalahnya, berapa persen perhatian seseorang akan hobi ini. Kalau persentase kecil, pasti tak jadi pengumpul perangko. Sebaliknya, apabila besar perhatian kepada hobi ini, biasanya akan ditekuni terus sampai akhir hayat. Itulah salah satu karakter hobi ini.

Sejak kapan sebenarnya muncul filateli? Jaman dulu sekali sebelum 6 Mei 1840 sebagai tanggal kelahiran resmi perangko pertama di dunia, disebut si Penny Hitam, Black Penny dari Inggris, sebenarnya sudah ada perangko (penggunaan hanya sebatas di kalangan kelompok tertentu) dan kirim mengirim surat sudah banyak dilakukan, khususnya di antara para bangsawan.

richard susilo
Lalu dengan keberadaan perangko si Penny Hitam, orang semakin tertarik untuk menekuni benda mungil ini lebih lanjut. Terlebih setelah M Herpin, seorang pengumpul perangko bangsa Perancis melalui karangannya berjudul Bapteme (Baptism) yang dimuat pada majalah Perancis Collectionneur de Timbres-Poste pada tanggal 15 November 1864 memperkenalkan istilah kata filateli. Maka, sejak itulah hobi mengumpulkan perangko semakin populer.

Perkembangan filateli di Indonesia

Bagaimana dengan perkembangan filateli di Indonesia? Keberadaan hobi ini ditandai dengan berdirinya perkumpulan filatelis yang bernama VPNI (Vereniging van Postzegelverzamelaar in Nederlands Indie) pada tanggal 29 Maret 1922. Perkumpulan ini berubah nama berkali-kali dan saat ini bernama Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI).

Berdasarkan tanggal berdirinya perkumpulan tersebut, maka Hari Filateli pada akhirnya ditetapkan pihak PT Pos Indonesia dan PFI yaitu setiap tanggal 29 Maret. Tahun ini berarti ulang tahun PFI yang ke-80.

Banyak sekali kegiatan PFI yang saat ini memiliki anggota lebih dari satu juta orang di wilayah Indonesia. Jumlah anggota yang besar ini ini merupakan hasil inisiatif dari mantan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Soesilo Soedarman yang tahun 1992 membuka pameran filateli ASEANPEX92, yang sempat sangat terkejut ketika diberitahu bahwa jumlah anggota PFI saat itu hanya sekitar 5.000 orang. Almarhum segera meminta pihak PT Pos Indonesia segera mencanangkan program Sejuta Filateli. Sejak saat itu, sampai dengan tahun 1997, akhirnya target sejuta filatelis tercapai. Kini mungkin telah ada sekitar dua juta filatelis di Indonesia tercatat sebagai anggota perkumpulan filatelis. Jumlah tersebut masih sangat sedikit dibandingkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 206 juta orang.

Aneka manfaat filateli

Sampai detik ini pun kampanye tersebut tetap jalan dan pihak Pos juga berusaha menarik perhatian masyarakat untuk mengumpulkan perangko.

Mengapa? Karena memang hobi ini sangat bermanfaat dan memberikan hasil positif pada kehidupan kita.

Orang yang ceroboh dan kurang teliti akan berangsur-angsur menjadi lebih cermat jika mulai menekuni hobi filateli.

Tidak sulit menekuni hobi ini. Apalagi kalau hobi ini dikaitkan dengan hobi lain seperti hobi panjat tebing, maka akan semakin menarik. Pengaitan hobi filateli dengan hobi lain bisa menjadi tambahan motivasi bagi para pemula pengumpul perangko untuk segera memulai hobi ini.

Memang pada awal mula pasti ada kebingungan dan pertanyaan besar, bisakah kita memulai hobi filateli? Apakah tidak mahal, apakah tidak sulit mencari bahan-bahannya?

Di beberapa negara, karena hebatnya hobi ini memasyarakat di mana-mana, ada yang menyebut hobi filateli sebagai hobi orang gila, hobi orang tua, atau hanya mengumpulkan sampah saja. Jelas tuduhan itu tidaklah benar. Julukan paling tepat, hobi ini adalah rajanya hobi dan hobinya para raja.

Bisakah dikaitkan dengan pelajaran atau pendidikan? Sangat bisa. Itu sebabnya, dalam berkampanye filateli, target utama pos adalah kalangan guru dan pelajar karena di sanalah sebenarnya manfaat utama filateli bisa ikut diterapkan bersama-sama.

Kita lihat, misalnya, Ilmu Bumi atau Geografi. Ada perangko Faroyar atau orang Jepang menyebutnya Ferou (huruf O berbunyi panjang). Tahukah kita di mana letak negara kecil ini yang bernamakan Faroyar? Perangko negara ini cukup baik dan punya nilai baik atau tinggi untuk menjadi satu koleksi filateli. Jumlahnya tidak banyak, tapi memikat hati dan rancangannya sederhana, tapi menarik.

Kalau kita melihat peta Bumi, coba tengok negara Inggris. Nah, di bagian utara negara Inggris ada pulau kecil yang sebenarnya merupakan satu negara tersendiri dan negara itu menerbitkan perangko, umumnya dicetak di Inggris. Itulah negara Faroyar.

Contoh lain kita lihat, misalnya, koleksi tematik kupu-kupu. Berapa ratus ribu spesies kupu-kupu di dunia ini dan tahukah kita berapa ribu kupu-kupu yang hanya ada di Indonesia?

Memang koleksi perangko Indonesia yang memuat tema kupu-kupu belumlah banyak. Tetapi, negara lain tak sedikit yang mencetak perangko kupu-kupu, bahkan sebenarnya ada kupu-kupu Indonesia yang termuat di perangko negara lain. Hal ini bisa kita ketahui dan tanyakan kepada kolektor khusus perangko atau benda filateli kupu-kupu.

Belajar biologi khususnya soal kupu-kupu dengan menggunakan perangko, mengapa tidak? Dengan gambar biasanya kita akan lebih mudah mengenal dan mengingat suatu jenis binatang atau benda apa pun. Maka, sambil mengoleksi perangko, sambil melihat gambar perangko kupu-kupu, kita bisa menghafal jenis-jenis kupu-kupu yang sedang diajarkan di sekolah.

Untuk perdamaian

Bagaimana dengan manfaat lain? Kalau penulis katakan, manfaat filateli ada seribu satu macam. Mungkin berlebihan, tapi kenyataan memang demikian.

Coba kita lihat contoh gambar di sini. Sebuah carik kenangan (souvenir sheet) terbitan Gambia (di Afrika) tanggal 29 April 2002 justru memuat gambar orang Jepang, Chiune Sugihara.

Satu bentuk nyata pertukaran kebudayaan antara dua negara. Lebih nyata lagi, dengan cara demikian, bukankah akan semakin manis hubungan persahabatan antara kedua negara, khususnya Gambia dengan Jepang.

Manfaat yang sangat nyata dari sebuah perangko, membuat kedamaian, kehidupan tenteram, dan manis satu dengan yang lain. Semua itu hanya gara-gara sebuah penerbitan benda filateli yang sangat sederhana bentuknya, tapi pasti menyentuh hati semua orang.

Coba kita bayangkan seandainya wajah PM Jepang Junichiro Koizumi muncul di perangko Indonesia dalam rangka proyek pertukaran persahabatan dan budaya antara keduanya. Bagaimana perasaan kita? Sejuk bukan?

Tahun depan sudah diputuskan PM Jepang sebagai tahun pertukaran budaya antara Jepang dengan negara-negara di Asia. Bukankah ada baiknya bagi Indonesia berinisiatif untuk mengajukan diri, misalnya merencanakan memuat wajah Koizumi di perangko Indonesia, berdampingan bersama presiden kita, Megawati Soekarnoputri.

Sebuah ide yang bukan mustahil untuk dilaksanakan. Sekaligus juga sebagai rasa terima kasih kita atas bantuan Jepang selama ini yang telah banyak membantu dan memperhatikan Indonesia dengan berbagai dana pembangunan yang disalurkan melalui program ODA (Official Development Assistance).

Semua hal ini, sekali lagi bisa dilakukan dengan baik oleh kita semua. Kolektor perangko pun bisa mendapatkan hasilnya, melengkapi koleksi tematik kepala negaranya dan kedua pihak, baik Indonesia maupun Jepang bisa semakin tersenyum lebar merasakan kehangatan persaudaraan nyata melalui perangko atau carik kenangan.

Terpenting adalah ada itikad atau kemauan serta semangat yang tinggi, tak gampang putus asa. Moga-moga bisa kita mulai sekarang juga. Pihak Pos di setiap loket filateli pun, pasti akan siap selalu membantu kita memulai hobi mengoleksi perangko ini.

Richard Susilo, Koresponden Kompas di Jepang


HOME | Today's News | Shopping 

Copyright 1999-2002 © SuratkabarCom Online