First Created October 4, 1998
JAKARTA - Penggemar kartun bisa berharap untuk menyaksikan gambar-gambar
kartun dalam prangko Indonesia di tahun 2000. Sesuai dengan Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Dirjen Postel) beberapa waktu
lalu, prangko seri Tokoh Kartun merupakan salah satu dari 12 seri prangko
yang direncanakan terbit di tahun 2000. Penerbitan prangko untuk tahun 2000 dan tentu saja juga untuk tahun 1999,
memang telah ditetapkan. Namun, untuk penerbitan prangko tahun 2001, sampai
saat ini masih diberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengusulkan
prangko untuk terbit tahun itu. Usulan diharapkan disampaikan secara
tertulis ke Dirjen Postel yang beralamat di Jalan Medan Merdeka Barat 16-19
Jakarta 10110. Dalam usulan itu harus dicantumkan secara jelas nama dan alamat pengusul,
tema dan perkiraan tanggal penerbitan prangko yang diusulkan, alasan dan
latar belakang mengapa ingin agar prangko tersebut diterbitkan dan bila
memungkinkan dengan usulan desain gambar prangko itu. Khusus untuk usulan prangko untuk memperingati ulang tahun, prangko itu
harus mengikuti ketentuan yang berlaku. Yaitu, hanya diterbitkan bagi ulang
tahun ke-25 atau kelipatan 25 tahun (HUT ke-50, ke-75 dan seterusnya). Tentu
saja tidak semua usulan diterima, melainkan diseleksi terlebih dulu, agar
jumlah penerbitan prangko dalam setahun tidak terlalu banyak. Selama ini,
sebagian filatelis mengeluh, karena jumlah penerbitan prangko dalam setahun
terlalu banyak dan bisa lebih dari 20 seri. Padahal yang ideal hanyalah 12 seri prangko atau paling banyak 15 seri.
Karena, bila terlalu banyak mempengaruhi segi kelangkaan, sebagai salah satu
syarat benda koleksi, menjadi berkurang. Akibatnya, kurang diminati kaum
filatelis yang pada akhirnya merugikan baik pemerintah maupun filatelis
Indonesia atau filatelis yang mengumpulkan prangko-prangko Indonesia. Pemasukan pemerintah yang menerbitkan prangko Indonesia akhirnya berkurang,
karena prangko-prangko yang diterbitkan kurang diminati dan dibeli
filatelis. Sedangkan filatelis juga ikut rugi, karena prangko Indonesia yang
mereka miliki menjadi berkurang bernilai sebagai benda koleksi dan sulit
meningkat harganya. Sebab itu, pembatasan jumlah penerbitan prangko
Indonesia dalam setahun antara 12-15 seri saja, tidak merugikan bahkan
sebaliknya akan menguntungkan semua pihak. Harga Meningkat Menurut pengamatan, harga prangko-prangko Indonesia saat ini masih tetap
baik dan hal itu memang yang harus dijaga, jangan sampai penilaian baik dari
filatelis terhadap prangko Indonesia menjadi berkurang. Dari tahun ke tahun
harga prangko-prangko Indonesia terus meningkat. Demikian pula harga lembar
kenangan (souvenir sheet) Indonesia. Contoh klasik adalah lembar kenangan
seri prangko ''Fauna 1989'' bergambar orang utan. Dalam lelang tertulis di
Bandung baru-baru ini, satu set yang terdiri dari dua lembar kenangan
''Fauna 1989'' ditawarkan seharga Rp 750.000.
Suatu peningkatan harga yang luar biasa dibandingkan ketika dijual tahun
1989 dengan harga satuan hanya Rp 815/set. Harga yang kemudian meningkat
menjadi Rp 10.000, Rp 25.000, Rp 100.000, Rp 230.000, Rp 350.000 dan kini
sudah ditawarkan seharga Rp 750.000. Sedangkan di Amerika Serikat, harga
jual eceran (retail price) dari lembar kenangan ''Fauna 1989'' itu mencapai
150 dolar AS (sekitar Rp 1.500.000) dan di Belanda sekitar Nf 280.
Lembar kenangan Indonesia tahun 1994 menurut kabar, juga cukup banyak
peminat. Karena, informasi yang diterima filatelis bahwa sebagian lembar
kenangan Indonesia dari tahun itu ditarik dari peredaran akibat tidak habis
terjual. Sehingga yang benar-benar beredar tidak sesuai dengan jumlah awal
yang diterbitkan. (B-8)