First Created - December 27, 1998
JAKARTA - Berbagai krisis yang terjadi sepanjang tahun 1998, ditambah dengan
berbagai keadaan yang tidak menyenangkan, membuat banyak filatelis
mancanegara yang kebetulan bertemu atau berkirim surat kepada
filatelis-filatelis Indonesia selalu menanyakan, ''Bagaimana kondisi
negaramu saat ini? Apakah dalam situasi yang kurang menentu itu, kegiatan
filateli masih ada dan dapat berkembang ?''
Tidak sedikit filatelis di dalam negeri sendiri, yang bertanya-tanya
mengenai perkembangan hobi mengumpulkan dan mempelajari prangko serta
benda-benda filateli lain. Apa lagi kemudian sempat terdengar kabar, bahwa
kemungkinan Pameran Filateli Sedunia ''Indonesia 2000'' dibatalkan.
Belakangan terdengar kabar, Pameran Nasional Filateli (Panfila) 1998 yang
menurut rencana dilangsungkan di Surabaya, akhirnya benar-benar ditunda.
Demikian pula mengenai penerbitan benda-benda filateli Indonesia. Jumlahnya
yang terlalu banyak dengan harga-harga yang cukup mahal, membuat sejumlah
filatelis mempertanyakan apakah sudah mulai timbul gejala eksploitasi
filatelis di Tanah Air saat ini?
Untunglah, hal-hal yang kurang baik itu dapat tertutupi dengan sejumlah
usaha untuk tetap mengembangkan filateli di Indonesia. Pameran Filateli
Sedunia ''Indonesia 2000'' misalnya, yang sempat akan ditunda, akhirnya
dengan dukungan penuh PT Pos Indonesia, Perkumpulan Filatelis Indonesia
(PFI) kembali membulatkan tekad, ''Indonesia 2000 jalan terus!''
Saat ini sejumlah persiapan dilakukan tim kecil Pengurus Pusat PFI (PP PFI)
bekerja sama dengan PT Pos Indonesia. Buletin I mengenai pameran itu sudah
diterbitkan, bahkan seorang anggota PP PFI membuat homepage pameran itu,
yang dapat diakses filatelis dari seluruh dunia melalui internet. Tim kecil
juga mempersiapkan rancangan pembagian arena pameran yang menurut rencana
diadakan di Jakarta Convention Center. Demikian pula hotel-hotel yang
menjadi tempat menginap juri, komisioner nasional maupun filatelis
mancanegara yang datang ke Indonesia, juga mulai disiapkan.
Sementara itu, mengenai Panfila di Surabaya yang sempat tertunda tahun ini,
direncanakan diadakan di bulan Maret 1999. Lokasinya direncanakan di kawasan
Tunjungan Plaza, Surabaya. Saat ini, Buletin I mengenai Panfila Surabaya
sudah diedarkan ke seluruh kaum filatelis di Indonesia.
Pameran Dunia
Kaum filatelis Indonesia juga membuktikan diri bahwa di tengah krisis di
Tanah Air, tetap dapat memperlihatkan prestasi yang mengesankan di pameran
filateli tingkat dunia maupun tingkat Asia Pasifik tahun ini.
Pada pameran ''Juvalux '98'' di Luxembourg sebagai pameran khusus bagi
remaja dan kelas sejarah pos (postal history), semua filatelis Indonesia
yang ikut memperoleh medali. Demikian pula pameran ''Italia '98'' di Milan,
Italia, tiga filatelis Indonesia yang terpilih ikut dalam pameran itu,
semuanya meraih medali.
Sementara, dalam ''Singpex '98'' di Singapura sebagai pameran filateli
tingkat Asia Pasifik, filatelis-filatelis Indonesia pun berjaya meraih
berbagai tingkat medali. Bahkan, dalam pameran ''Philipinas '98'' sebagai
pameran internasional di Filipina dengan dukungan FIAP (Federasi Filateli
Asia Pasifik), satu-satunya peserta Indonesia yang ikut juga meraih medali.
Dalam kondisi yang kurang menguntungkan seperti sekarang masih tetap ada
sejumlah pameran filateli. Pameran tingkat regional misalnya,
diselenggarakan Pengurus Daerah (PD) PFI Bali, Kalimantan (keseluruhan
provinsi yang dipusatkan di Banjarmasin), Bengkulu, Jawa Barat dan DKI
Jakarta. Belum lagi ditambah sejumlah pameran lokal yang diadakan di
berbagai daerah.
Perkembangan Harga
Sementara itu, keluhan mengenai begitu banyak penerbitan prangko ditanggapi
positif oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Mulai tahun 1999,
jumlah penerbitan prangko dikurangi. Demikian pula prangko dengan harga
satuan (nominal) tinggi akan dikurangi, sehingga kaum filatelis tetap mampu
membeli semua penerbitan prangko Indonesia.
Harus diakui, beberapa lembar kenangan Indonesia yang terbit tahun ini,
dianggap filatelis terlalu banyak. Akibatnya, untuk pertama kali muncul
''harga obral''. Sejumlah pedagang prangko bersedia memberikan potongan
harga sampai 15% dari harga satuan untuk pembelian lembar kenangan 1998
dalam jumlah paling sedikit 100 lembar.
Tetapi untunglah secara keseluruhan benda-benda filateli Indonesia harga
pasarannya di kalangan filatelis tetap menunjukkan perkembangan yang
meningkat. Sehingga, filatelis tidak merasa rugi mengoleksi benda-benda
filateli Indonesia, karena punya pasaran tetap baik.
Di luar negeri sendiri, khususnya di Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Asia
Tenggara, benda-benda filateli Indonesia tetap disukai. Tidak sedikit
kolektor maupun investor yang membeli benda filateli Indonesia setiap kali
ada penerbitan baru. Termasuk yang diburu kolektor adalah lembar-lembar
kenangan Indonesia tahun 1980-an, sebagian lembar kenangan 1994, karena
banyak yang ditarik setelah masa jualnya habis dan dimusnahkan, sehingga
sisanya masih sedikit dan lembar kenangan ''Pacific '97'' serta ''Seniman
Indonesia '97'' yang menurut informasi, banyak dipakai untuk mengirim surat
pos. Yang tersisa dalam kondisi belum terpakai (mint) semakin berkurang. Di
samping tentu saja, lembar-lembar kenangan populer seperti ''Fauna 1989'',
''Jakarta '95'', ''Singpex '95'', ''Aseanpex '96'' dan lain-lain.
Karena itulah, sejumlah filatelis di Jakarta yang ditemui Pembaruan di akhir
Desember 1998, dengan tegas mengatakan, walaupun kondisi negara kita saat
ini kurang baik, tetapi ''Filateli Indonesia masih ada!'', sambil
mengharapkan agar tahun 1999 semakin membaik. (B-8)