First Created - February 21, 1999


Benda Filateli Sebagai Cenderamata
[Suara Pembaruan, February 21, 1999]


JAKARTA - Ketua Komite Pramuka Asia Pasifik (Chairman of Asia Pacific Regional Scout Committee), Herman CS Hui, dalam kunjungan kerjanya ke Jakarta Jumat (19/2) siang, sehabis mengadakan pertemuan dengan pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, menyerahkan cenderamata berupa benda-benda filateli.

Benda-benda filateli yang diserahkan Herman CS Hui, yang dalam kunjungannya disertai dua tokoh kepramukaan Hong Kong, Ophelia Chan Chiu-ling dan Yuen Hing-keung, adalah berupa buku dan presentation pack semacam folder, yang berisikan koleksi prangko ''Hong Kong Scouts''. Prangko seri itu diterbitkan oleh administrasi pos Hong Kong dalam rangka memperingati Konferensi Pramuka Asia Pasifik yang berlangsung di sana, dari 26 sampai 31 Juli 1998.

Satu set prangko dalam seri itu terdiri dari 4 prangko, yang menggambarkan kegiatan Pramuka golongan Siaga, Penggalang, Penegak dan Pembina. Masing-masing berharga satuan $ 1,30, $ 2,50, $ 3,10, dan $ 5, semuanya dalam dolar Hong Kong. Desain prangko tersebut dirancang oleh Gideon Lai, dan dicetak di sebuah percetakan prangko di Jerman.

Walaupun dari kalangan Gerakan Pramuka yang menerima cenderamata itu sebagian besar bukan filatelis atau pengumpul prangko, tetapi semua menyukai hadiah itu. Karena memang dikemas dalam folder yang menarik, disertai gambar dan foto-foto, serta keterangan tertulis yang jelas.

Bisa Dijumpai

Di Indonesia sendiri, cenderamata-cenderamata berisi benda filateli kini mulai banyak bisa dijumpai. Pihak PT Pos Indonesia belakangan ini, misalnya sering menghadiahkan cenderamata kepada tamu-tamu perusahaan tersebut, berupa koleksi benda filateli seri prangko Batu Mulia untuk menyambut Pameran Filateli Sedunia ''Indonesia 2000''. Prangko dan Sampul Hari Pertama (SHP) itu, ditata di atas selembar kertas tebal, kemudian diberikan pigura berkaca. Sehingga merupakan pajangan menarik untuk digantung di dinding rumah atau kantor seseorang.

Selain itu, setiap tahun PT Pos Indonesia juga menerbitkan buku tahunan (year pack), berisikan prangko-prangko yang pernah terbit selama setahun. Dilengkapi dengan ilustrasi dan keterangan tertulis yang menjelaskan alasan penerbitan prangko itu, serta rincian lainnya mengenai penerbitan prangko tersebut.

Buku tahunan ini, juga merupakan cenderamata yang menarik untuk dihadiahkan. Bahkan seorang yang bukan filatelis tetap menganggap cenderamata semacam itu, merupakan hal unik yang menarik dan merupakan koleksi yang perlu disimpan sebagai kenang-kenangan.

Karena itu, mungkin usulan seorang filatelis dapat dipertimbangkan oleh pihak PT Pos Indonesia. Filatelis yang ditemui Pembaruan beberapa waktu lalu, mengungkapkan bahwa ia merasa prihatin bahwa SHP ternyata kurang disukai filatelis Indonesia. Akibatnya walaupun hanya dicetak sekitar 25.000 lembar tiap kali ada penerbitan prangko, tetapi sering masih tersisa cukup banyak.

Padahal dari segi kelangkaan, SHP Prangko Indonesia bisa dikategorikan benda langka. Karena dicetak resmi oleh PT Pos Indonesia, yang merupakan perusahaan pemerintah, dan jumlahnya terbilang amat terbatas. Jumlah 25.000 lembar bisa disebut sedikit sekali, dibandingkan jumlah filatelis di Indonesia saja (tidak termasuk di luar negeri) yang telah mencapai angka 800.000 orang.

Dibatasi Waktunya

Karena itu, filatelis tersebut mengusulkan agar sebaiknya penjualan SHP dibatasi waktunya. Misalnya, cukup selama 6 bulan dari hari terbit pertama. Lewat waktu itu, semua SHP yang tidak laku terjual, ditarik kembali oleh PT Pos Indonesia. Kemudian diberi kemasan semacam folder yang dicetak dengan ilustrasi dan keterangan tertulis, untuk dijual sebagai benda cenderamata.

Tentu saja, harga jualnya jadi bertambah, untuk menutupi ongkos pembuatan folder tersebut. Sedangkan penjualannya tidak lagi di loket-loket filateli Kantor Pos dan Giro, tetapi diutamakan di hotel-hotel dan tempat-tempat wisata di berbagai daerah di Indonesia.

Melalui cara ini, ada dua hal yang bisa dicapai. Pertama, mendorong agar filatelis segera membeli SHP setiap kali ada penerbitan. Karena bila masa jualnya sudah lewat, tak akan dapat dibeli lagi dengan harga resmi SHP sesuai ditetapkan PT Pos Indonesia.

Kedua, wisatawan khususnya wisatawan mancanegara, mempunyai pilihan baru mengenai benda cenderamata Indonesia. Di samping kerajinan tangan, batik, dan lainnya, mereka kini juga dapat memilih cenderamata berupa benda-benda filateli Indonesia yang dikemas secara menarik. (B-8)



Back to Clippings Philately | HOME