First Created - February 28, 1999
JAKARTA - Salah satu cara menggairahkan kegiatan filateli adalah melalui
pameran. Baik pameran filateli yang bersifat kompetitif, artinya koleksi
benda filateli milik peserta pameran dinilai dan diberikan medali yang
sesuai, maupun pameran yang hanya bersifat ekshibisi saja.
Melalui pameran filateli, mereka yang hobi menjadi semakin bersemangat.
Karena ada wadah untuk bisa memamerkan koleksi-koleksi mereka, sekaligus
sebagai ajang bursa dan lelang benda filateli. Tidak kalah penting, pameran
itu juga menjadi sarana untuk saling berjumpa dengan sesama filatelis. Suatu
hal yang sering dimanfaatkan sebagai arena tukar-menukar benda filateli,
maupun saling membagi pengalaman dalam hobi tersebut.
Pameran filateli bagi masyarakat luas, merupakan pilihan alternatif kegiatan
yang bisa dinikmati. Keindahan desain dan warna prangko maupun sejarah yang
terkandung dalam sampul surat dan kartu pos, merupakan daya tarik tersendiri
dalam pameran filateli.
Menurut rencana dalam waktu dekat akan berlangsung Pameran Nasional Filateli
(Panfila) di Surabaya yang diberi nama ''Surabaya '99''. Acara tersebut akan
diadakan di Tunjungan Plaza dari tanggal 4 sampai 8 Maret 1999. Selain itu,
kaum filatelis di Pengurus Daerah Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) DKI
Jakarta, menurut kabar juga tengah menyiapkan pameran dan sejumlah kegiatan
filateli lain. Acara itu diselenggarakan untuk menyambut 77 tahun PFI
tanggal 29 Maret 1999.
Bila Panfila di Surabaya adalah pameran yang bersifat kompetitif, pameran di
Jakarta menurut rencana adalah pameran yang bersifat eksebisi. Tetapi, apa
pun sifat pameran itu, keduanya diperkirakan akan diminati banyak filatelis
dan masyarakat luas.
Lelang Prangko
Salah satu acara pendukung pameran filateli adalah lelang prangko dan
benda-benda filateli lain. Bagi filatelis, lelang merupakan kesempatan
menjual koleksi yang tidak diperlukan, tetapi untuk membeli benda-benda
filateli yang diinginkan.
Hanya bila mau menjual koleksi benda filateli lewat lelang, tentu saja harus
melalui sejumlah peraturan. Antara lain, koleksi benda itu sebaiknya bukan
yang biasa-biasa saja dan memang mempunyai nilai lebih supaya layak dijual
melalui lelang. Selain itu, filatelis bersangkutan juga sudah harus
mendaftarkan dan menyerahkan benda-benda filateli yang akan dilelang itu
paling sedikit 1-2 minggu sebelum lelang berlangsung.
Mereka yang ingin membeli benda filateli melalui lelang prangko, juga
dianjurkan datang lebih dulu. Sehingga, mereka bisa memeriksa benda-benda
filateli yang ingin dibeli, sebelum menawar langsung dalam lelang tersebut.
Pengecekan ini penting, karena kertas prangko yang tertekuk atau salah satu
gigi prangko yang terpotong, sudah mempengaruhi harganya.
Hal tersebut bisa dilakukan dalam lelang lisan atau langsung, seperti yang
biasa diadakan di pameran-pameran filateli. Sedang untuk lelang tertulis,
biasanya mereka yang ingin membeli benda filateli, harus memperhatikan
dengan cermat keterangan tertulis di dalam katalog lelang yang memang
dicetak khusus untuk lelang. Terkadang dilengkapi pula dengan foto-foto
benda filateli yang dilelang.
Lembar Kenangan
Di antara sekian banyak benda filateli Indonesia yang saat ini pasarannya
cukup bagus adalah lembar kenangan (souvenir sheet). Khususnya untuk lembar
kenangan Indonesia terbitan sampai dengan 1997. Sedang terbitan 1998 sampai
saat ini, harganya masih kurang baik. Sehingga, kaum filatelis kurang suka
mengumpulkan lembar kenangan tersebut. Walaupun, berdasarkan prediksi
seorang pedagang prangko diperkirakan sekitar 10-15 tahun mendatang, lembar
kenangan terbitan 1998 akan banyak dicari. Berarti harganya pun akan
meningkat pesat.
Masih banyak lagi benda filateli Indonesia lainnya yang juga disukai
filatelis. Misalnya, benda-benda filateli yang menampilkan tema flora dan
fauna. Tema ini paling populer di kalangan filatelis yang mengumpulkan
koleksi tematis.
Prangko dan lembar kenangan salah cetak (printing error) juga disukai
filatelis, hanya agar nilainya mahal. Benda salah cetak yang disukai harus
ditemukan hanya dalam jumlah sedikit. Kalau prangko atau lembar kenangan
salah cetak itu ditemukan dalam jumlah banyak, tentu kurang disukai.
Karena itulah, walaupun ditemukan salah cetak yang cukup ''spektakuler''
dalam lembar kenangan Cerita Rakyat 1998 dan Filacept '98, namun harganya
cenderung masih kurang mahal. Karena, jumlah salah cetak yang ditemukan
terhitung banyak. Untuk lembar kenangan Cerita Rakyat 1998 misalnya,
dikabarkan ditemukan sekitar 30 lembar. Sedang lembar kenangan Filacept '98
dalam kondisi salah cetak, menurut informasi ditemukan sekitar 70 lembar.
Jumlah ini terbilang banyak dibandingkan prangko atau lembar kenangan salah
cetak yang memang disukai filatelis. Yaitu jumlah salah cetak hanya di bawah
10 lembar untuk tiap serinya.
Benda filateli lain yang juga mulai banyak penggemarnya adalah kartu pos
bergambar (picture postcard) dari kota-kota di Indonesia pada masa Hindia
Belanda (Nederlands Indie). Kaum filatelis lebih menginginkan kartu pos
bergambar itu benar-benar dikirim melalui pos. Lebih baik lagi, bila kartu
pos bergambar itu benar-benar dikirim dari kota yang gambarnya tertera pada
kartu pos itu. Sehingga pada kartu pos bergambar kota tertentu, ada cap pos
dari kota yang sama. (B-8)