Kamis, 5 Februari 1998

Prangko Komik Seri Cerita Rakyat

Jakarta, Kompas

Divisi Filateli PT Pos Indonesia, untuk pertama kalinya menerbitkan prangko komik, bergambar seri cerita rakyat di Tanah Air. Siaran pers yang diterima Kompas pada Rabu (4/2) menyebutkan, pada tahap pertama ini empat seri cerita rakyat yakni Malin Kundang, Sangkuriang, Roro Jonggrang dan Kisah Roro Anteng dan Joko Seger (Tengger) dibuat gambar prangko.

Desain prangko bernilai Rp 300 tersebut digarap dengan pendekatan komik dan gaya tradisional. PT Pos Indonesia mempercayakan pengerjaannya kepada Studio Qomik Nasional dari Bandung. Studio itu pernah menghasilkan komik pribumi cukup terkenal, Kapten Bandung.

Dalam sejarah perprangkoan Indonesia, peristiwa pembuatan prangko dengan gambar corak komik ini merupakan yang pertama. Begitu pula dengan penerbitan perdananya dengan 20 desain prangko berbeda yang dicetak dalam satu lembar berbentuk se-tenant, demikian siaran pers tersebut.

Sebuah souvenir sheet dan lima buah sampul hari pertama melengkapi penerbitan prangko perdana seri komik itu. Pada seri khusus ini juga akan diterbitkan buku berisi cerita tentang kisah komik yang diangkat menjadi prangko, berikut prangkonya sendiri.

Pada masa mendatang, seri cerita rakyat dari lain daerah akan dibuat prangko komik seperti halnya seri pertama itu.

Kenalkan budaya bangsa

Keputusan Divisi Filateli PT Pos Indonesia mengangkat cerita rakyat untuk dibuat prangko dalam desain komik didasarkan pada pertimbangan keadaan begitu banyak kekayaan budaya berupa cerita rakyat dan legenda. Kisah-kisah yang lazim disebut dongeng tadi kaya akan nilai kultural edukatif. Budaya mendongeng sendiri sebenarnya mengandung unsur positif karena di dalamnya bisa dimasukkan unsur pendidikan. Jika berkait dengan tempat tertentu, dongeng dapat membuat pelajaran geografi lebih menarik, dongeng untuk anak-anak juga mampu mengembangkan daya khayal mereka serta menjadi langkah awal memperkenalkan dunia sastra.

Seiring dengan gencarnya serbuan komik asing ke dalam negeri, mengakibatkan banyak di antara generasi muda tak mengenal kekayaan budaya lisan tersebut.

Prangko komik diharapkan mampu berperan memperkenalkan, menghidupkan, mengabadikan kekayaan budaya dan menggugah masyarakat terutama generasi muda untuk mempelajari dan menggalinya lebih dalam.

Legenda Malin Kundang merupakan dongeng dari Sumatera Barat yang mengisahkan Malin Kundang yang durhaka kepada ibu kandungnya sehingga Tuhan mengabulkan permintaan ibunya untuk mengutuk si anak menjadi batu. Sangkuriang dari tanah Pasundan menceriterakan anak yang jatuh cinta kepada ibu kandungnya sendiri.

Kisah terbentuknya seribu candi di seputar candi Prambanan di Jawa Tengah diceriterakan dalam gambar prangko berjudul Roro Jonggrang. Sementara pengorbanan anak bungsu Roro Anteng dan Joko Seger menjadi tumbal bagi penguasa kawah gunung Bromo agar ia tak murka dan membuat derita rakyat terdapat pada legenda Tengger. (*/tri)