|
Pos Perlu Road Show Internasional
[Kirim Pesan]
TOKYO (LoveIndonesiaPhilately) -
Ekonomi Indonesia sangat terpukul beberapa tahun terakhir ini. Termasuk tahun ini. Artinya apa? Artinya tak ada uang di dalam negeri. Untuk itu perlu mencari pasar di luar negeri.
Itulah sebabnya pos perlu pola marketing profesional ke luar negeri, lakukan road show ke manca negara khususnya ke negara yang punya uang dan punya hubungan emosional dengan Indonesia, misalnya Jepang dan Belanda. Juga perlu ke negara paman Sam, Amerika Serikat dan Australia, negara tetangga.
Untuk itu perlu pembentukan tim marketing internasional, tidak hanya dari kalangan profesional di dalam negeri tetapi juga perlu mengikutsertakan filatelis di negara masing-masing khususnya warga Indonesia dan filateli yang ada di Jepang, Belanda, AS dan Australia.
Komunikasi, gampang saja. Pakailah email dan internet.
Pemilihan profesional filatelis dalam negeri tak perlu melihat soal swasta atau pemerintah. Terpenting adalah orang yang berwawasan dan pengalaman luas di bidang filateli serta mengerti cara memasarkan benda filateli di kalangan internasional.
Penekanan marketing ke luar negeri juga bukan berarti meninggalkan pola pemasaran di dalam negeri. Sasaran paling baik dan perlu digarap mendalam serta lebih baik lagi adalah kalangan pelajar. Untuk itu segi positif mengumpulkan prangko perlu digembar-gemborkan.
Lalu pedagang filateli dihimbau untuk juga mendukung pola penekanan segi positif mengumpulkan prangko. Jangan hanya memikirkan "bagaimana bisa membohongi pembeli dengan prangko murah tapi bisa dijual mahal."
Untuk itu tentu perlu kerjasama dengan pihak pos dengan baik agar para pedagang bisa menahan diri mempromosikan segi investasi filateli untuk keperluan trade (perdagangan).
Mencari uang dari filateli tidak semudah yang diucapkan dan diperkirakan. Memiliki barang bagus dan berharga mahal bukan berarti mudah dijual. Apalagi untuk pasar Indonesia. Mau dijual ke luar negeri, tidak semudah yang diperkirakan karena image benda filateli Indonesia - terus terang saja - kurang baik di mata internasional.
Lalu bagaimana jalan ke luarnya? Seperti dikatakan tadi, sangat penting bagi pos melakukan marketing profesional ke luar negeri saat ini tidak lagi konsentrasi di dalam negeri.
Bagaimana caranya? Konsentrasi kepada upaya memperbaiki citra diri, membuat image yang baik terhadap prangko dan benda filateli Indonesia. Untuk itu perlu mengetahui apa kelemahan benda filateli Indonesia di mata internasional.
Paling utama adalah jadwal penerbitan benda filateli harus teratur dan bisa dipercaya. Jangan banyak muncul penerbitan kagetan. Mengapa? Kalangan pengumpul prangko ingin kepastian dan bisa menghitung atau memperkirakan berapa uang perlu dikumpulkan dan tersedia untuk satu tahun koleksinya.
Selain jadwal, tentu rincian penerbitan juga perlu diketahui. Misalnya berapa prangko satu seri beserta nominalnya masing-masing. Demikian tak ketinggalan kertas pamflet penjelasannya. Lebih modern lagi, di jaman internet, perlu penjelasan rinci lewat internet sehingga miliaran penghuni dunia ini bisa akses langsung dan cepat lewat internet di mana pun berada.
Wah, tentu makan biaya untuk road show internasional?
Memang, berbisnis harus perlu uang untuk promosi. Semakin baik promosi - artinya membutuhkan uang - semakin banyak pula menghasilkan uang masuk. Mengail ikan yang besar tak bisa menggunakan umpan kecil. Itulah filosofinya.
Untuk itu perlu dipikirkan, bentuk tim yang bagaimana perlu dibentuk dan diputuskan untuk road show yang efektif.
Sebuah saran mungkin, tim beranggota - termasuk team leader - tidak lebih dari 10 orang, dan itu pun termasuk anggota tim yang ada di luar negeri. Katakanlah empat orang, masing-masing satu orang di Jepang, Belanda, AS dan Australia, plus enam orang dari Indonesia, termasuk ketua dan sekretaris tim. Namun Sekretaris tim bukan hanya bekerja mencatat layaknya seorang sekretaris, tetapi orang ini lebih kepada pemimpin bayangan yang energetik dan penuh ide, kreatif serta mau terjun langsung ke lapangan, serta berpengalaman penuh di bidang filateli dan marketing internasional.
Mengapa mesti marketing internasional?
Seperti diungkapkan di atas, Indonesia tak punya uang. Hal lain, image benda filateli Indonesia perlu diperbaiki segera di mata internasional, kalau tidak, sampai kapan pun benda filateli hanya menjadi "under dog" saja di antara benda filateli negara lain, bahkan bisa lebih buruk dari negara kecil dan tak terkenal tetapi prangkonya sangat baik dan sangat diminati filatelis internasional.
Dengan image yang baik, bukan hanya benda filateli yang baik, Pos juga ikut mempositifkan dan memposisikan lebih tinggi negara dan bangsa Indonesia secara tak langsung. Suatu pola "sekali mendayung, dua tiga pulau terlewatkan."
Moga-moga cara ini menarik untuk kita pikirkan bersama. Tak ketinggalan, berbagai saran dari masyarakat tentu perlu ditampung dan diolah lebih lanjut pula, tidak hanya menjadi kertas bak sampah yang hanya basa-basi belaka pada akhirnya.
(Richard Susilo)
HOME | Today's News | Shopping Copyright 1999-2001
© SuratkabarCom Online
|