suratkabar.com

Domain For Sale


suratkabar.com
News Indonesia SuratkabarCom

A Gift For You.....

Filatelis Jangan Mau Dibodohi Penerbitan Ngawur
23/12/2001 (00:00)

Click Here to Send Messege

[Kirim Pesan]

SAMPUL PERINGATAN - Contoh Sampul Peringatan (SP), bukan dari Indonesia, melainkan terbitan India. Sampul ini lebih bernilai bagi kolektornya karena dilengkapi tanda tangan sejumlah tokoh penting kepramukaan sedunia dan Asia-Pasifik, dan bisa digolongkan sebagai jenis SP otograf. PEMBARUAN/BERTHOLD DHS

JAKARTA (LoveIndonesiaPhilately) - Beberapa filatelis Indonesia dibuat kesal dengan ulah PT Pos Indonesia yang membuat sampul peringatan (SP) 50 tahun Universitas Diponegoro (Undip) dengan nomor registrasi 15.

Sampul yang sudah jadi dan direncanakan terbit serta beredar Oktober lalu itu ternyata diundur pemasarannya.

Untuk umum mulai diedarkan pertengahan Januari tahun depan, ungkap sumber di Divisi Filateli Semarang. Jumlah cetak hanya 1.000 sampul dan akan dijual untuk umum dengan harga Rp 10.000, tambah filatelis muda Mulyana Sadiun.

Sampul ini direncanakan semula dipasarkan Oktober setelah diterbitkan dan ditandatangani pejabat terkait dengan peringatan 50 tahun Undip dan dilelang. Namun, penjualan kepada umum ditunda dan akan dijual lebih dulu atau prioritas kepada alumni Undip. Sedangkan masyarakat umum, khususnya filatelis yang ingin menikmati benda filateli ini, terpaksa harus menunggu.

Mengacu kepada ''Kesepakatan Kemayoran'' tahun lalu antara Pos Indonesia dan para filatelis, jumlah cetak SP resmi terbitan Pos Indonesia minimal 2.000 lembar. Untuk SP 15 itu dicetak hanya 1.000 sampul.

Kemudian, pada kesepakatan itu dinyatakan pula bahwa terbit dan beredar harus pada waktunya. Tanpa ''Kesepakatan Kemayoran'' pun, hal ini merupakan logika wajar di dunia filateli mana pun juga. Kenyataan SP 15 diedarkan kepada umum mulai Januari tahun depan, dan bukan diedarkan kepada umum saat penerbitan Oktober lalu.

Akibatnya, kalangan filatelis Indonesia tak bisa menikmati SP tersebut tepat saat tanggal penerbitan. Hal ini jelas merugikan kalangan filatelis. Apakah Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) mau mengajukan tuntutan terhadap hal itu? Dalam sejarah PFI, tak pernah sekali pun ada kasus demikian.

Seharusnya Pos Indonesia tidak melepaskan semua haknya kepada pihak panitia dalam penyebaran kepada umum SP tersebut. Pos Indonesia berkewajiban mengontrol penerbitan dan penyebaran benda filatelinya. Sebagai pengamat filateli, hal-hal ngawur ini jelas sangat merugikan kepentingan filatelis Indonesia, dan lebih parah lagi, membuat kesan perfilatelian Indonesia di mata internasional semakin buram.

Berantas Tuntas

Dalam e-mail kepada Mulyana, penulis katakan, praktek ngawur tersebut harus diberantas tuntas. Kalau pihak Pos mau sewenang-wenang, sebaiknya pihak filatelis bersatu dan melakukan boikot saja, serta menyebarluaskan ke berbagai media massa disertai bukti-buktinya atas hal-hal ngawur ini.

Lalu filatelis lainnya, Samuel dari Semarang, mengingatkan, harga SP tersebut bisa melambung tinggi karena kengawuran tersebut. Artinya, akibat ngawur tanggal beredarnya, justru filatelis semakin penasaran dan berusaha memburu sampai dapat. Usaha besar ini menciptakan harga tak keruan, melambung mahal.

Menanggapi hal itu, penulis menegaskan, hanya filatelis yang bodoh yang mau diakali praktek ngawur tersebut. Upaya tidak benar itu jelas-jelas sangat tidak profesional dan terbukti lepas kontrol dari Pos Indonesia. Janganlah ditambah lagi dengan kebodohan para filatelis yang malah mencari-carinya.

Akal-akalan tersebut hanyalah menguntungkan pihak pedagang dan oknum tertentu saja. Sementara itu, secara umum, mayoritas filatelis dirugikan dan nama Indonesia bahkan semakin buruk di mata filatelis internasional.

Penerbitan SP sebenarnya bisa menjadi contoh dan alat untuk memperbaiki citra perfilatelian Indonesia di mata internasional. Mengapa? Karena penerbitan dan peredaran SP bisa lebih mudah dan fleksibel dilakukan Pos Indonesia ketimbang prangko. Tapi yang terjadi justru malah membuat runyam para filatelis.

Karena itu, sebaiknya filatelis Indonesia bersatu - inspirasinya bisa disalurkan lewat PFI, atau lewat milis Prangko (e-mail ke filateli@yahoo.com) - lalu mengoreksi tajam berbagai penyelewengan yang terjadi di dunia filateli Indonesia. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, ingatlah peribahasa ini selalu.
- Richard Susilo


HOME | Today's News | Shopping

Copyright 1999-2001 © SuratkabarCom Online