suratkabar.com

Domain For Sale


suratkabar.com
News Indonesia SuratkabarCom

A Gift For You.....

Beli Sekarang selagi Murah
28/08/2000 (10:00)


Inilah saatnya menambah koleksi perangko

Djumyati Partawidjaja, Yus Santos, Ahmad Febrian, M. Sumartomdjon

SURABAYA (LoveIndonesiaPhilately) - Para filalatelis mungkin masih berduka gara-gara batalnya pameran perangko internasional di Jakarta bulan ini. Akibatnya, banyak yang mulai tak sabar dan membanting harga. Saat ini hanya koleksi-koleksi langka yang masih punya harga tinggi.

Bak ubahnya anak-anak yang kehilangan mainan, saat ini banyak kolektor perangko yang sedang manyun menunggu. Semula, banyak penggemar filateli yang berharap akan terjadi titik tolak pada tahun ini dengan Pameran Filateli Internasional. Sayangnya, ajang pameran senilai Rp 6 miliar yang diharapkan bisa menggelitik para filatelis itu terpaksa harus batal demi Sidang Umum MPR. Tapi, gagal sekali bukan berarti lancung ke ujian. Indonesia masih bisa mendapatkan giliran menyelenggarakan pameran di akhir Maret 2002. Mudah-mudahan, ketika itu tidak terjadi apa-apa yang bisa menghambat.

Padahal, kalau saja pameran jadi terselenggara, ya itu tadi, harga perangko koleksi diharapkan bisa segera melesat. Maklum, sejak beberapa tahun terakhir ini pasar perangko benar-benar sedang lesu darah. Ini tercermin dari harga-harga perangko di katalog tahunan. Praktis hanya koleksi perangko tertentu saja yang masih naik harganya. "Sedikit sekali koleksi perangko yang naik, karena pembelinya memang sangat kurang," kata Suwito Harsono, Ketua Seksi Penerbitan Katalog, Asosiasi Pedagang Perangko Indonesia (APPI).

Sebenarnya, sejak terbit katalog perangko di Indonesia tahun 1990, para pengumpul benda-benda pos tinggal ongkang-ongkang kaki menikmati kenaikan 20-200 kali lipat koleksi-koleksinya tiap tahun. Tapi, sejak akhir 1997 belum ada kenaikan yang berarti dari nilai nominalnya. Bahkan, karena tidak sabar, tak sedikit kolektor yang melepas dengan harga di bawah nominal.

Makanya, bagi yang mau bersabar, ini merupakan saat yang tepat untuk membeli. "Soalnya, harga sekarang sedang murah-murahnya," kata Suwito. Tapi, tentu saja, jangan berharap bisa mendapatkan keuntungan dalam waktu cepat. Investasi dalam perangko dipastikan baru akan mendatangkan untung pada waktu kondisi perekonomian membaik.

Jangan terlalu sayang uang

Tapi kapan? Tahun 2002 pada saat pameran? Mungkin saja. Sebab, "Bagaimana pun perangko menjadi mahal kalau dilelang di negaranya," tutur Riantori sekjen APPI. Alasan mahalnya perangko sama dengan benda-benda seni lainnya: selain langka, nilai sejarahnya pun ikut menentukan.

Lalu, perangko jenis apa saja yang sebaiknya diburu pada saat ini? Kalau Anda tidak mau mencari koleksi perangko terkenal mahal seperti seri revolusi tahun 1945-1949 yang bisa mencapai ratusan juta, Riantori memberikan beberapa alternatif unik. Misalnya perangko denda. Pada saat itu perangko denda yang tersedia seharusnya dua kali diterakan. Tapi, kepala kantor pos memberlakukan kebijakan untuk membelah dua perangko tersebut. Tentu saja keontentikan sejarahnya harus dibuat lewat proses penelitian.

Demikian juga dengan perangko salah cetak. Jika Anda membeli perangko dan ternyata ada salah cetak, sebaiknya cepat-cepat diumumkan dan buat berita acaranya. Kalau salah cetaknya tidak disengaja, perangko tersebut akan bernilai tinggi.

Koleksi lain yang patut dilirik adalah perangko special edition bertajuk Indonesia 2000, untuk menyambut pameran filateli yang tidak jadi itu. Perangko khusus ini memang dijual melebihi nominalnya, yaitu Rp 20.000-25.000 per paket. Kini, paket yang berisi 6-8 helai perangko bernominal Rp 9.000 itu di tangan kolektorÝ sampai Rp 60.000.

Menurut Suwito, para investor jangka panjang bisa mulai memburu perangko yang tidak populer. Misalnya, perangko yang dibuat cuma satu seri, "Ini naiknya bisa cepat." Sementara perangko baru seri Presiden dan Wapresndonesia, yang baru pertama kali ini diterbitkan, mungkin saja bisa ramai kalau para pendukung Gus Dur dan Mega mulai mengoleksinya. "Jika Anda punya uang, tak perlu sayang menukar duit dengan perangko," sarannya. Sebab, di tahun 2001 nanti paling kurang ada tiga pameran besar tingkat internasional di Jepang, Spanyol, dan Korea. Nah, dalam pameran tingkat dunia itu biasanya ada lomba. Tentu saja penerima penghargaan bisa meningkatkan harga perangkonya, seperti dialami Riantori yang pernah menerima penghargaan Internasional Large Vermail.

Perangko Indonesia sebetulnya sudah memenuhi syarat kelangkaan. Tinggal sekarang ini memopulerkan kelangkaannya. Caranya dengan melakukan studi dan riset tentang perangko itu. Selanjutnya, cerita tersebut dipopulerkan dalam bentuk sinopsis di berbagai jurnal atau majalah filateli. Alternatif kedua, memopulerkan kelangkaannya dengan ikut lomba tingkat internasional. Nah, dalam lomba tersebut biasanya banyak kritikus filateli datang dan memberikan kritik. Dari situ kelangkaan perangko bakal diketahui banyak orang. Artinya, otomatis harganya akan terdongkrak naik. (Kontan)


HOME | Today's News | Shopping | Add URL

Copyright 1999-2002 © SuratkabarCom Online