| |
Mendongkrak SHP yang Mandek
21/05/2001 (08:00)
Mendongkrak SHP yang Mandek
Seri perangko Bung Karno terbaru
Titis Nurdiana, A. Febrian, Markus
S., Pulung C. (Surabaya)
Metode autograf diperkirakan akan mendongkrak permintaan sampul hari
pertama. Bubuhan tanda tangan orang-orang yang berhubungan dengan seri
perangko tersebut bisa menaikkan harga minimal 100% dari harga beli. Tertarik?
Kemenangan PDI-P di pemilu dua tahun lalu
telah membuat Bung Karno makin populer saja. Apalagi saat ini anak sang
proklamator, Megawati Soekarno Putri, menjadi wakil presiden. Bahkan, aroma
untuk menjadi orang nomor satu sudah bertiup semakin kencang. Kian naiklah
popularitas salah satu tokoh proklamator itu. Boleh jadi, itulah yang mengilhami
PT Pos Indonesia untuk menerbitkan perangko seri bergambar Bung Karno.
Apalagi, kalau masih hidup, tanggal 6 Juni nanti Bung Karno akan genap
berusia 100 tahun.
PT Pos Indonesia mengeluarkan seri Soekarno dalam jumlah terbatas.
Rencananya, mereka akan mengeluarkan jenis perangko, miniatur sheet, sampul
hari pertama atawa SHP, SHP carik kenangan dengan koin, dan benda-benda
pos lain. Cuma, untuk seratus tahun Bung Karno ini, pihak Pos benar-benar
tak mau obral. ÓBenar-benar sangat terbatas,Ó kata Mohammad Sabarudin,
Humas PT Pos Indonesia.
Karena itu, saat ini pihak PT Pos Indonesia kebanjiran permintaan.
Di Surabaya, menurut pengakuan Divisi Filateli, jumlah pesanan yang masuk
sudah menjadi sebuah daftar yang panjang. ÓSeparonya sudah membayar lunas,Ó
lanjut Gultom. Maklum, harga yang dijual kali ini relatif murah, mulai
dari Rp 6.000 sampai Rp 100.000.
Nah, karena sangat terbatas inilah, harga perangko seri Si Bung diperkirakan
akan merangkak dengan cepat. Dan, memang, bagi para filatelis, berburu
perangko dan benda pos bukan sekadar untuk memuaskan nafsu atawa hobi saja.
Tapi, juga sebagai langkah investasi. Keuntunganya bisa berlipat-lipat.
Hanya, tak semua perangko atau benda pos lainnya bisa menjanjikan keuntungan
sebesar itu. Harga bisa naik berlipat jika sang perangko, ÓPunya arti khusus
dan dicetak dalam jumlah sedikit,Ó kata Lutfi, seorang kolektor perangko
di Jakarta.
Lebih mahal jika diteken Megawati
Nah, salah satu benda pos yang masih seret harganya adalah SHP. Perangko
yang biasanya ditempelkan di sebuah amplop bercap pos ini, selama ini,
kurang diminati sebagai lahan investasi. Alasannya, selain susah menyimpannya
karena berukuran segede amplop, kalau tak dirawat sampulnya bisa menjadi
kuning. Sudah begitu, biasanya, harga SHP sulit naik. Kalau pun terdongkrak,
naiknya tidak akan terlalu banyak. ÓJadi mandek,Ó ujar Hery Andre, kolektor
perangko. Jadi, berbeda dengan perangko atau suvenir sheet lain yang harganya
terus merangkak naik.
Hanya, belakangan ini, terjadi perubahan di pasar. Banyak penggemar
yang memburu SHP. Ini pertanda, kelak, harganya akan bergerak lebih lincah.
Tapi, dengan satu catatan, kalau mau naik lebih banyak, SHP itu mesti dibubuhi
tekenan tokoh-tokoh yang ada hubungan dengan perangko tersebut. Ini metode
autograf namanya.
Artinya, kalau saat ini PT Pos akan mengeluarkan SHP seri Soekarno,
bersiap-siaplah memburu tanda tangan semua keluarga Bung Karno. Dijamin
untuk SHP bergambar Bung Karno yang semula Rp 6.000 per lembar, dalam waktu
relatif singkat, akan meroket tajam. Apalagi kalau ada tanda tangan Megawati.
Makanya, tidak aneh jika pemesan perangko seri Bung Karno kini sudah
mencapai 3.000 orang. Pesanana sebanyak itu juga terjadi ketika PT Pos
menerbitkan SHP bergambar Presiden Abdurrahman Wahid. ÓUntuk investasi
ke depan, SHP autograf bagus,Ó ujar Lutfi, yakin.
Menurut perkiraan beberapa kolektor senior, SHP yang bertanda tangan
tokoh itu, jika langsung dijual dalam waktu dekat ini, harganya bisa naik
sampai 300%. Apalagi kalau disimpan lebih lama.(Kontan) |